PEKANBARU (Riau Propinsi) - Temu Zapin Asean (TZA) usai sudah. Penampilan grup
zapin asal berbagai daerah di Riau dan negara tetangga seperti Malaysia
dan Brunei Darussalam terbilang beragam dan kreatif. Paling tidak, Sabtu
(1/12) malam tadi semua grup tampil maksimal sebagai pengembangan zapin
hari ini.
Taratak Indonesia Dance Company Jambi asuhan tokoh
tari Indonesia Tom Ibnur menampilkan ‘’Dana Pecah Delapan’’. Dana
merupakan merupakan nama lain zapin yang populer di Jambi. Salah satu
pola gerak yang ada dalam berbagai dana adalah ‘’pecah delapan’’ dan
pola ini dikembangkan Tom Ibnur sebagai satu komposisi tari zapin yang
baru. Delapan penari pendukung tampil dengan gerak yang cukup menarik,
ditambah dengan gerak kreasi yang mengalir bak air sungai.
Para
penari mengenakan kostum hitam dengan kopiah hitam berlenggang mengikuti
alunan musik yang digarap koreografer asal Riau Anggara Satria dan
kawan-kawan dan ditingkahi suara merdu Tom Ibnur. Tampil pula grup asal
Brunai, ‘’Zapin Laila Sembah’’ karya Datin Dra L Anastasya. Dua pasang
penari memperlihatkan gerak-gerak yang kreatif dan lebih hidup.
Karenanya, grup tersebut mendapat apresiasi tinggi dari ratusan penikmat
seni, terutama zapin yang memadati Gedung Teater Tertutup Anjung Seni
Idrus Tintin. Selain itu tampil pula Lentik Dance Riau (LDR), Kumpulan
Seni Seri Melayu, PLT Laksemana (Pekanbaru), Sekar Group Kuala
Lumpur-Malaysia, Sanggar Batin Sembilan-Bengkalis, Elcis Production
Medan-Sumatera Utara.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
(Budpar) Riau Said Syarifuddin saat menutup helat tersebut mengatakan,
Temu Zapin ASEAN merupakan upaya untuk mengembangkan tari tradisi yang
berkembang di bentangan Melayu di dunia. Paling tidak, upaya ini akan
membuat tari zapin lebih populer di tengah-tengah masyarakat, terutama
Riau. ‘’Takkan zapin hilang di Bumi,’’ ungkapnya.
Tom Ibnur
sebagai salah seorang tokoh tari Indonesia dan pihak yang aktif dalam
pembentukan Zapin Center Indonesia menyambut gembira atas banyaknya
penikmat dan pelaku zapin. Perkembangan zapin dalam masyarakat tradisi
di daerah, serta perkotaan cukup menggembirakan. Pelaku, baik tradisi
maupun di perkotaan dengan zapin yang dikreasikan tak pernah putus.
Namun pengembangan zapin di perkotaan, menimbulkan kekhawatiran sebab
pelaku yang muda-muda belum memahami secara mendalam.
‘’Pembentukan
Zapin Center Indonesia adalah upaya untuk melestarikan zapin, terutama
di Riau. Kita berupaya untuk mendokumentasikan yang tradisi terlebih
dahulu. Sehingga tradisi tetap terpelihara sehingga dikenal luas
sehingga pengembangan zapin cukup berdasar dan tidak asal-asalan,’’
ungkap Tom Ibnur.
Dipaparkannya, kerja Zapin Center Indonesia
adalah untuk mendata zapin tradisi di Riau. Ini upaya untuk
memperkenalkan kembali kepada masyarakat luas. Hal itu bisa dilakukan
dengan berbagai aktivitas seperti bengkel kerja dan festival. Namun
zapin perlu diperkenalkan ke sekolah-sekolah, komunitas dan institusi
pemerintah maupun swasta. ‘’Ini merupakan usaha bersama dan bukan saja
Zapin Center Indonesia. Jangan zapin dilecehkan atau terhinakan karena
salah kaprah,’’ kata Tom.
Sehari sebelumnya, tampil grup asal Kepri, Rohil, Bengkalis, Meranti dan Pelalawan.
Sumber
Riau Pos
JOURNAL
Minggu, 02 Desember 2012
Takkan Zapin Hilang di Bumi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank You