WISATA SEJARAH
Istana Kerajaan Siak adalah sebuah kerajaan Melayu Islam yang terbesar di Daerah Riau, mencapai masa jayanya pada abad ke 16 sampai abad ke 20. Dalam silsilah Sultan-sultan Kerajaan Siak Sri Indrapura dimulai pada tahun 1725 dengan 12 sultan yang pernah bertahta. Kini, sebagai bukti sejarah atas kebesaran kerajaan Melayu Islam di Daerah Riau, dapat kita lihat peninggalan kerajaan berupa kompleks Istana Kerajaan Siak yang dibangun oleh Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889 dengan nama ASSIRAYATUL HASYIMIAH lengkap dengan peralatan kerajaan. Sekarang Istana Kerajaan Siak Sri Indrapura dijadikan tempat penyimpanan benda-benda koleksi kerajaan antara lain : Kursi Singgasana kerajaan yang berbalut (sepuh) emas, Duplikat Mahkota Kerajaan, Brankas Kerajaan, Payung Kerajaan, Tombak Kerajaan, Komet sebagai barang langka dan menurut cerita hanya ada dua di dunia dan lain-lain. Di samping Istana kerajaan terdapat pula istana peraduan.
Masjid Sultan (Masjid Raya) terletak sekitar 500 m di depan Istana Siak, dengan bentuk yang khas dan unik. Di dalamnya terdapat sebuah mimbar yang terbuat dari kayu berukir indah bermotifkan daun, sulur dan bunga. Di sebelah barat mesjid ini terdapat pemakaman Sultan Syarif Kasim beserta permaisuri dan istrinya yang selalu diziarahi oleh pengagumnya.
Makam Marhum Buantan. Pendiri Kerajaan Siak adalah Sultan Abdul Djalil Rakhmadsyah bergelar Raja Kecil dengan pusat kerajaan di Buantan. Beliau gigih berjuang membela kehormatan dalam merebut kembali kekuasaan ayahandanya di Johor yang kemudian dapat di perolehnya kembali. Beliau mangkat pada tahun 1746 dimakamkan di Buantan dan bergelar Marhum Buantan. Makamnya sampai saat ini dapat dikunjungi dengan berkendaraan air dari Siak Sri Indrapura selama 15 menit mengendarai speedboat 25 pk.
Balai Kerapatan Tinggi terletak dipinggir sungai Siak berhadapan dengan muara sungai Mempura terletak bangunan Gedung Balai Kerapatan Tinggi dengan arsitek khas dengan dua arah pintu masuk yaitu dari sungai dan dari darat (jalan raya). Bangunan ini dipergunakan untuk sidang perkara dan juga berfungsi sebagai tempat pertabalan Sultan. Gedung ini memiliki tiga tangga untuk naik ke lantai atas (lantai 2), dimana sidang selalu dlaksanakan. Tangga utama menghadap ke sungai sedangkan yang lain ke timur, gedung terbuat dari besi berbentuk spiral dan yang satunya lagi terbuat dari kayu dan terletak di sebelah barat gedung. Jika suatu perkara sudah dilakukan dan hukuman dijatuhkan, maka bagi yang kalah akan turun ke lantai dasar dengan menggunakan tangga kayu dan langsung menuju Djil (penjara) yang terletak tidak jauh dari situ. Sedangkan bagi yang menang turun melalui tangga besi dan langsung ke jalan raya. Pada saat ini untuk sementara gedung tersebut digunakan sebagai Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Siak.
Wisata Sungai dan Wisata Agro di kabupaten Siak adalah kawasan sepanjang Sungai Siak dan Sungai Mempura. Untuk menikmati wisata sungai kita dapat menggunakan transportasi berupa sampan. Disepanjang tepian sungai dapat pula kita menyaksikan deretan pohon-pohon sawit yang tertata rapi ditanam, menambah sejuknya suasana saat kita melintasi kawasan ini.
Taman Hutan Raya Sultan Syarif Qasyim terletak di Minas yaitu : Cagar Alam Giam Siak kecil di sungai Mandau, Cagar Alam dan Satwa Tasik Belat di Sungai Apit kawasan Cagar Alam Danau Pulau Besar.
Monumen Pompa Angguk terletak di Minas. Minas terkenal dengan hasil buminya yaitu minyak bumi yang menjadi standard terbaik dunia. Minas merupakan daerah pengeboran minyak pertama untuk daerah Riau, dan pompa minyak pertama itu sekarang tidak beroperasi lagi karena minyaknya telah kering. Penetapan lokasi sumur minyak ini dilakukan pada bulan Maret 1941 dan pengeboran sumur dimulai pada tanggal 10 Desember 1944 dengan kedalaman sumur 800 m. Merk pompa yang digunakan adalah Lufkin. Pompa tersebut saat ini dijadikan monumen sejarah perminyakan di Propinsi Riau, berdiri megah di kota Minas dan terus mengangguk setiap saat.
Kompleks Makam Kototinggi terletak di sebelah timur Istana Siak. Makam-makan yang ada didalam kompleks ini seperti makam Sultan Syarif Hasyim dan ayahandanya beserta keluarga dan kerabat kerajaan lainnya. Kompleks makam ini berukuran 15 x 15 meter persegi. Nisan dari makam yang terdapat di sini semuanya berukiran sangat rumit dan indah terbuat dari kayu dan marmer. Di samping makam ini terletak makam pahlawan (Taman Bahagia Siak).
Bangunan Peninggalan Belanda terdapat di kelurahan Benteng Hilir. Bangunan Peninggalan Belanda ini berupa bekas rumah dan kantor Belanda yang saat ini sudah dimakan usia dan memerlukan pemeliharaan yang khusus, demikian pula di Benteng Hulu terdapat bangunan tangki militer Belanda yang saat ini sedang dilakukan pemugaran dan perbaikan sesuai dengan aslinya.
Kapal Kato adalah sebuah kapal besi dengan bahan bakar batu bara dimiliki oleh Sultan Siak dan selalu dinaikinya pada saat berkunjung ke daerah-daerah kekuasaannya. Kapal ini berukuran panjang 12 m dengan berat 15 ton terletak di pinggir Sungai Siak merupakan sosok monumen bersejarah yang dapat dikenang.
WISATA ALAM
Wisata Bahari di Kabupaten Siak yaitu Danau Pulau Besar terletak di Desa Zamrud, Kecamatan Siak Sri Indrapura, dengan luas sekitar 28.000 Ha, dan Danau Naga di Sungai Apit. Danau Bawah dan Danau Pulau Besar terletak dekat lapangan minyak Zamrud, Kecamatan Siak, memiliki panorama indah yang mengagumkan dan menarik. Di sekitar danau masih ditemukan hutan yang masih asli. Kondisi danau maupun hutan di sekitar danau berstatus Suaka Marga Satwa yang luasnya mencapai 2.500 hektar, dimana masih terdapat berbagai aneka jenis satwa dan tumbuhan langka. Sumber daya hayati yang terdapat di danau ini seperti pinang merah, ikan arwana dan ikan Balido yang termasuk dilindungi. Keanekaragaman jenis satwa liar di Suaka Marga Satwa danau Pulau Besar dan danau Bawah merupakan kekayaan tersendiri sebagai objek wisata tirta di Riau Daratan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank You