JOURNAL

Selasa, 19 April 2011

PARIWISATA PELALAWAN (Tourism Place in PELALAWAN Regency of Riau Province)

Pariwisata adalah sektor yang belum dikembangkan secara maksimal di Kabupaten Pelalawan. Oleh sebab itu para pelaku usaha dan investor terkemuka diundang untuk memanfaatkan kesempatan membangun aktifitas pariwisata. Potensi objek wisata yang perlu dikembangkan :
Wisata Alam dan Budaya
Objek Wisata Bono terletak di Desa Teluk Meranti, sepanjang sungai Kampar. Bono adalah fenomena alam yang datang sebelum pasang. Air laut mengalir masuk dan bertemu dengan air sungai Kampar sehingga terjadi gelombang dengan kecepatan yang cukup tinggi, dan menghasilkan suara seperti suara guntur dan suara angin kencang. Pada musim pasang tinggi, gelombang sungai Kampar bisa mencapai 4-6 meter, membentang dari tepi ke tepi menutupi keseluruhan badan sungai. Peristiwa ini terjadi setiap hari, siang maupun malam hari. Hal yang menarik turis ke objek wisata ini adalah kegiatan berenang, memancing, naik sampan, dan kegiatan lainnya.
Hutan Lindung Kerumutan juga dikenal sebagai reservasi hutan liar yang terletak di Desa Kerumutan, Kecamatan Kerumutan. Luas hutan mencapai 93.222,20 Ha hutan liar yang dihuni oleh beberapa hewan dan pohon yang dilindungi seperti: timber (shorea ASP), punak (tetrameriotaglabra miq), Nipa Palm (Nypa Fruticons, Harimau Sumatera (Ponthera Tigris Sumatransis), Macan Tutul (Neovelis Nebulosa), Ikan Arwana (Scheropoges Formasus), Itik Liar (Cairina Scutalata), dan lain-lain.

Objek Wisata Agroniaga Kuala Kampar dan Teluk Meranti, dapat dicapai dengan transportasi darat, melalui desa dan jalan-jalan setapak. Wilayah ini adalah tempat untuk budidaya ikan dan udang. Disamping wisata agro, dapat juga menjadi tempat belanja sambil menikmati ikan dan udang. Wilayah Langgam, objek wisata perkebunan sawit dan karet. Tempat ini dapat dicapai dalam waktu 30 menit dari Pangkalan Kerinci.




Tidal Forest of Mokoh River terletak sejauh 15 km dari Pangkalan Kerinci dan dapat dicapai dengan transportasi darat. Di desa ini, kita dapat menikmati udara yang sejuk dan segar jauh dari polusi. Disamping itu, kita juga dapat memancing dan bersampan. Pada tempat ini, para turis dapat menikmati pemandangan dari hutan tadah hujan sepanjang sungai Mokoh.
Objek wisata Air Panas di Pangkalan Lesung terletak 9 km dari Monumen Equator atau ke arah Barat Desa Pangkalan Lesung, dapat dicapai dengan transportasi darat lewat jalan tanah sejauh 5 km dan selebihnya menggunakan jalan setapak melalui jalan lumpur.
Desa Langgam terletak sekitar 25 km dari Pangkalan Kerinci, terbentang sungai yang menyenangkan dan sejuk untuk rekreasi memancing. Terdapat hutan dengan pohon-pohon yang besar yang berumur ratusan tahun yang membuat suasana menjadi lebih sejuk sambil menikmati ikan bakar sebagai hasil dari memancing di sungai
Kolam Tajwid terletak tidak jauh dari desa Langgam 10 menit dari Sungai Kampar ke arah hulu. Dinamai Kolam tajwid, konon kabarnya karena bentuk dari kolam ini seperti tanda tanjwid menurut aksara arab. Sedangkan kepemilikan kolam ini dipegang oleh masyarakat adat. Dimana setiap kegiatan penangkapan ikan di kolam ini haruslah seizin dari pucuk adat, selanjutnya hasil tangkapan tersebut akan dilelang kepada masyarakat oleh pucuk adat selaku pimpinan masyarakat adat setempat. Kemudian pemenang lelang akan memperoleh hak menguasai hasil kolam ini untuk satu tahun kedepan. Bagi masyarakat luar tidak perlu khawatir, karena Anda juga diperbolehkan memancing dan menikmati hasil kolam ini dengan meminta izin terlebih dahulu kepada pucuk adat atau pemenang lelang.
Desa Betung terletak 56 km dari Pangkalan Kerinci, dapat dicapai dengan transportasi darat melewati jalan tanah dan bebatuan. Desa ini adalah pusat Budaya Petalangan. Di desa ini terletak bangunan Pusat Budaya Petalangan di tepi sungai yang digunakan untuk berkumpul. Disamping itu, terdapat hutan liar seluas 40 Ha yang dihuni oleh berbagai jenis pohon berumur ratusan tahun
Kabupaten Pelalawan mempunyai banyak peninggalan Kerajaan Pelalawan dan kuburan rajanya seperti Mahrum Setia Negara, Sultan Mahmud Syah disebut Mahrum Kampar, Bilal Muhammad Noeh, Syeikh Idrus, dan Datok Majo Sindo. Kesemuanya masih terpelihara baik, antara lain:
  • Kuburan Sultan Mahmudsyah
  • Istana Raja Kesultanan Pelalawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thank You